Syair untuk Ibu

Sejak pertama kali turun ke dunia, kita akan banyak menemukan banyak hal, bertemu dengan orang-orang yang tidak terpikir untuk bertemu di saat kita di dalam rahim. Orang tua, kakak, adik, saudara, suami, istri, anak, teman, sahabat juga orang yang hanya sekedar lewat. Tentu kita akan belajar dan mendapatkan pengetahuan baru untuk bertahan hidup. Mulai dari makan, minum, berjalan, berdiri, membaca, berlari dan mengejar cita-cita.

Seiiring berjalannya waktu, saat mencapai umur tertentu, kehidupan akan berjalan dengan  kehilangan-kehilangan. Perlahan semuanya hilang, pergi atau terlupakan.

Di suatu saat lagi kita akan mencoba mengisi kekosongan yang tertinggal, tapi semakin berharga sesuatu, semakin sulit kita menambalnya. Malah yang kita temukan hanya imitasi yang tidak penting.

Beberapa hal memang tak bisa tergantikan, rotan tak selalu bisa diganti dengan akar. Mungkin yang perlu kita lakukan adalah menjaga dan mencintai yang tersisa dengan sepenuh hati, menyangi dan bermanfaat bagi yang membutuhkan. Meski tidak bisa mengisi kekosongan, tapi mana tau bisa membesarkan ruang hati.

Masih teringat jelas bagaimana usaha Ibu bertahan dengan kanker yang dideritanya sebelum akhirnya dijemput yang maha kuasa. Pemandangan nyata tentang usaha, doa dan kepasrahan.

Rindu yang sangat berat sekali rasanya. Tapi baiklah, untuk diriku sendiri semoga itu menjadi cambuk agar tidak pernah menjadi si lemah yang gampang menyerah.

12.10.2014