Ar - Rahman

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S. Ar Rahman)

Ayat ini diletakkan setelah penjelasan mengenai nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Seolah menanyakan "mengapa engkau masih mengeluh saat mendapatkan sedikit sakit, sedangkan nikmat yang telah diberikan-Nya jauh lebih banyak?"

1.26.2013 Leave a comment

Cerita Cicak

Beberapa orang mengatakan kepadaku bahwa jika kita mau maka kita bisa mengerti bahasa binatang, paling tidak mengerti apa yang mereka sedang utarakan.
Malam ini aku sedang berusaha mendengarkan cicak di langit-langit kamar.
Sulit sekali memang, tapi pada akhirnya aku menangkap sedikit, ia mengatakan,
"Dunia ini lebih berat dari besi sekaligus lebih ringan dari kapas".
Aku tidak mengerti.
Setengah berbisik aku bertanya.
Cicak tak menjawab, hanya pergi, kembali asik mengejar nyamuk-nyamuk buruannya.
Mungkin ia memahamiku, mau saja menjelaskan, sayangnya ia hanya bisa bicara satu bahasa, sehingga akhirnya akulah yang tak memahami semuanya.
Lalu kembali tenggelam ke dalam semua omong kosong dunia.

1.24.2013 Leave a comment

Random

Dalam beberapa cerita, baik itu novel, cerpen maupun film, sering kita temukan cerita tersebut memiliki ending yang mungkin "nggantung", atau terlihat tidak selesai. Ya kadang bagi kita yang mengikuti cerita tersebut dari awal sedikit banyak akan membuat merasa kesal dan tidak puas dengan penulis cerita. Tanpa kita sadari, kita lalu menyimpulkan sebuah ending sendiri, dimana yang mungkin kita harapkan sebenarnya adalah pemeran utama atau pemeran protagonisnya mendapatkan kebahagian, atau antagonis mendapatkan ganjaran dari apa yang telah diperbuatnya sepanjang cerita, atau antagonis menjadi baik kembali atau dalam bentuk yang abstrak yaitu sesuatu yang benar-benar tidak menimbulkan tanda tanya lagi.

Dalam hal ini sebenarnya sudut pandanglah yang paling memegang peran, bisa jadi ending yang dianggap sebagian besar orang adalah ending yang menggantung, sebenarnya bagi penulis cerita ending tersebut adalah ending yang terbaik.

Sama halnya dalam cerita nyata tentang kehidupan kita yang dibuat oleh Sang Maha Pencipta, terkadang kita merasa ada sesuatu yang tidak selesai dalam hidup kita dan kita tak punya kuasa untuk membuat akhir cerita yang sesuai dengan keinginan, padahal mungkin saja lanjutan beserta hikmah-hikmah cerita tersebut akan kita temukan dalam cerita dan waktu yang berbeda, dan dengan tokoh yang berbeda pula. Yah kita tak akan pernah tahu.

1.21.2013 Leave a comment

Rahasia Luna

Luna duduk di dekat kolam kecil di samping rumahnya, kolam itu sudah ada sebelum ia dan Ayahnya pindah ke rumah ini beberapa minggu yang lalu. Ia menggunakan sweater rajutan polos berwarna merah, dengan celana pendek, iseng membuat gemericik air dengan ujung kakinya. Sebelah utara kolam berseberangan dengan Luna, Ayahnya sedang memancing, sambil menikmati segelas kopi. Sebenarnya setelah hujan seperti sore ini, sangat sulit untuk mendapatkan ikan dengan cara memancing, Ayahnya tau itu, tapi beliau sedang bosan, tidak ada yang hal serius yang bisa dikerjakan. Sepertinya ia tidak benar-benar ingin memancing, hanya menikmati sore sambil melamun atau sekedar bernostalgia. Semenjak Ayah dan Ibunya cerai, Ayahnya menjadi seorang yang tidak terlalu banyak bicara.

Luna beranjak dari duduknya, mengambil gitar dari kamarnya dan duduk di bangku kecil di samping Ayahnya, kemudian mulai memainkan lagu The Hard Sun, Eddie Vedder, lagu favorit beliau. Berharap bisa membantu untuk sekedar mencairkan suasana. Ia sering mendapati beliau mendengarkan lagu itu dengan mode "repeat one" di mobil atau sekedar bersiul saat mandi.

Beliau tersenyum, mengelus rambut Luna.
"Terima kasih.."

Seorang pria terlihat berjalan menuju rumah mereka, dia menggunakan topi hitam dan polo shirt putih lusuh, tangan kanannya membawa bungkusan hitam, tidak terlalu besar.

Begitu melihat mereka berdua, pria itu melambaikan tangan. Ayah Luna langsung membalasnya.
"Tunggu sebentar"
Bergegas menaruh pancing di dekat kayu kecil di pinggir kolam, seekor capung hinggap di ujungnya.

Setelah berbicara sedikit, Ayah dan pria itu masuk kedalam rumah, dan Luna masih asyik dengan gitarnya.

Beberapa waktu kemudian, obrolan menjadi seperti sebuah perdebatan, mereka saling membentak. Luna berhenti memainkan gitarnya, mencoba mencuri dengar obrolan mereka. Perdebatan sepertinya semakin memanas.

"DOORRR... !!!"
Suara tembakan, disertai teriakan Ayahnya.

Luna langsung menuju pintu depan rumahnya, terlihat darah mengalir dari dada Ayahnya, pria itu memegang sebuah handgun.

"Lari Luna, la..lari..!!"
Susah payah Ayahnya mengucapkan itu, pria itu yang tadinya tidak menyadari kehadiran Luna, segera membalikkan badan. Mengarahkan moncong pistolnya ke arah Luna.
"Kau juga harus mati bedebah!"

Luna menunduk, tembakan itu mengenai tiang teras rumah, lalu Luna berlari, beruntung tembakan berikutnya juga tidak mengenai sedkitpun tubuhnya. Pria itu terus mengejar..

Sambil berlari, Luna kebingungan..
Kemana ia harus pergi, sedang ia belum tau banyak tentang kota ini..
Mengapa Ayahnya ditembak?
Siapa sebenarnya pria itu?


(Bersambung...)


1.19.2013 Leave a comment

Present Tense - Pearl Jam

You can spend your time alone redigesting past regrets or you can come to terms & realize you're the only one who can forgive yourself.

1.14.2013 Leave a comment

Sebuah Cerita di Sebuah Negeri

Ada sebuah kisah tentang "pemburu hadiah", semua yang dia lakukan hanya untuk mengumpulkan harta benda, bahkan terkadang ia rela mendapatkan harta meskipun itu dari sesuatu yang dianggap sebagian orang bukan hal yang baik. Di umurnya yang ke-25 tahun, ia pertama kali membunuh. Hal itu dilakukan karena ada yang mencoba mengejarnya saat membawa lari benda yang harus diberikannya kepada "pemberi hadiah". Seperti kebanyakan pembunuh berdarah dingin lainnya, ia sangat menyesali itu, lalu kejadian yang sama sempat terulang, hingga ia terbiasa membunuh dan akhirnya ia memiliki hasrat untuk terus membunuh.

Ia memiliki kemampuan menghilang. Ia menggunakan senjata yang bentuknya menyerupai celurit (bulan sabit), namun kedua sisinya tajam, tidak seperti celurit biasanya, dimana satu sisinya tumpul. Senjata itu ia sebut sebagai celurit naga. Celurit itu beracun, bahkan meskipun leher korbannya tidak langsung ditebas, atau hanya tergores sedikit, korban bisa mati dalam beberapa jam selanjutnya. Dengan kemampuan dan senjatanya, mudah saja baginya untuk membunuh orang. Menghilang,  muncul di belakang, lalu menebas leher musuhnya tanpa ampun.

Di akhir hayatnya, ia menjadi seorang yang bijaksana, ia tidak lagi membunuh. Ia meninggalkan seluruh harta bendanya yang telah ia kumpulkan di kota tempat kelahirannya. Namun setelah bertahun-tahun ia pergi, belum ada yang berani mengambilnya, mungkin karena nama besarnya masih tersohor di seantero negeri. Ia hidup sendiri di pinggir hutan, banyak yang ia sesali, ia berpikir seharusnya ia mengikuti nasehat saja orang tua nya dulu untuk hidup sebagai seorang petani. Hidup damai bersama masyarakat lainnya.

...............

Seorang utusan raja datang menemuinya, sang raja secara resmi memintanya untuk datang ke istana untuk meminta bantuan. Kerajaan akan diserang oleh kerajaan dari negeri seberang. Ia ragu untuk berangkat.

Maukah ia mengikuti perintah raha?
Apa sebenarnya yang membuat ia ragu?
Bagaima selanjutnya nasib kerajaan tersebut?

bersambung..

................................
................................
................................
................................
................................
................................


HAHAHAHA. Di sela-sela bikin slide presentasi untuk sidang besok, gue malah kepikiran buat bikin satu cerita. Nanti kalo ada waktu gue bakal lanjutin. sebenernya gue lumayan sering bikin cerita-cerita sendiri, tapi gak ada yang selesai. Hahaha.. Tapi yang jelas gue punya keinginan buat bikin novel, gue gak berharap itu bisa terbit, tapi paling nggak itu novel bisa gue baca pas udah tua, mengenang masa-masa senang berimajinasi di kala muda. Halah. HAHAHAHA. Sinopsis ini gue tulis langsung disini, tanpa baca ulang, kalo ada salah-salah ya wajar. : - D
Yasudah, bye.

1.13.2013 Leave a comment

Untitled

Malam dingin tanpa cahaya
Desiran angin menyentuh dan meresap melalui pori-pori kulitku..
Sebuah senyum dari sebuah bibir tipis terbayang perlahan
Berharap dapat sedikit menghangatkan, lalu ku lukis wajahnya di dalam pikiran..
Di bawahnya ku tulis namaku dan namanya..

Jika suatu hari nanti ia melihat,
Kuharap ia mengerti..

-Cidahu, 5 Jan

1.06.2013 Leave a comment

« Older Posts Newer Posts »