Kebebasan itu..

Gue menganggap manusia (terutama dalam kondisi kayak gini) itu tidak layak diberikan kebebasan, karena ego yang terlalu tinggi. Manusia  memerlukan aturan-aturan atau batasan-batasan, tentunya untuk membatasi ego tadi.

Contohnya begini, misalkan ada sebuah kelompok atau individu yang dengan sengaja mengubah aturan dari sebuah agama atau kepercayaan, dengan alasan mereka memiliki kebebasan, lalu beragumentasi ini itu. Lalu ada kelompok lain yang tidak menyukai agama dan kepercayaan mereka dirubah, lalu beragumentasi juga, namun karena suara mereka tidak cukup "keras" untuk memprotes apa yang dilakukan kelompok pertama tadi, maka mereka menggunakan cara lain, kekerasan. Mereka juga mungkin bisa berlindung dibalik kata kebebasan.
Lalu munculah pertikaian.

Lalu ada kelompok lainnya lagi yang tidak terlibat dalam masalah tersebut mengkritik dengan pedas pemerintah atau pihak terkait lainnya yang mereka anggap tidak mampu untuk mengurusi hak tersebut, tidak tolerir, tidak menghargai HAM dll, padahal mungkin saja pemerintah sudah bekerja, pihak yg bertikai sudah saling tolerir, namun karena kebebasan berbicara, mereka bebas mengatakan apa saja, tanpa perlu tahu benar salah baik buruknya.
Pemerintah pun berpikiran untuk membubarkan kedua pihak yg bermasalah, namun buntu karena kebebasan yang seolah sangat dipuja-puja ini.

Gue gak tau gimana solusi yang bagus buat ngatasin itu, tapi gue menganggap kebebasan yang sebebas-bebasnya akan merusak kebebasan lainnya. Maka dari itu seperti yang gue bilang di awal, gue menganggap manusia perlu batasan-batasan, perlu aturan-aturan.
Dan mengenai HAM atau hak azazi manusia, gue juga heran, kayaknya sekarang yang ada masyarakat benar-benar dididik untuk selalu menuntutnya, padahal dari dulu kita diajarkan sebelum menuntuk hak, kita perlu mengerjakan kewajiban. Yah mungkin saat ini perlu sosialisasi untuk mengajarkan manusia mengerjakan kewajiban asasi manusia (KAM) ditengah2 maraknya sosialisasi untuk menuntut HAM.

Okelah sampe sini dulu deh, capek juga ngetik panjang gini. Hehehe. Bye.

11.01.2012