cerita seorang kapten kapal

aku adalah orang yang bebas, dan sebisa mungkin untuk tidak terikat dengan hal-hal yang menurutku tidak terlalu baik dilakukan.

aku juga tak pernah membayangkan akan terpengaruh pada tindakan seseorang, apa yang diucapnya, apa yang di lakukannya,bahkan diamnya pun punya pengaruh cukup besar terhadap apa yang aku lakukan.

saat aku berusaha menghindari itu, medan magnet pesonamu kembali menarikku.

bahkan saat kau membalasnya dengan sebuah sikap ketidakpedulian, aku semakin membabi buta untuk mencari tahu, ada apa gerangan.

aku semakin sulit untuk menentukan kemana arah kapal kehidupan ini.

kompas ini pun tak terlalu membantu...

"nahkoda, carilah pulau terdekat, lalu turunkan jangkar, kita istirahat sejenak.."

aku sedang bimbang, bisa saja aku meminta nahkoda untuk memutar arah kapal kembali ke pulau asal, tapi aku belum mendapatkan apa-apa. mungkin kau tak akan senang dengan itu, karena aku belum meraih mimpiku, juga mimpi kita yang pernah sama-sama kita ikrarkan.

kenapa aku menjadi bimbang seperti ini, padahal tidak seharusnya, mungkin aku tadi lupa jika bumi ini adalah bulat, jika aku terus lurus berjalan maka aku akan kembali ke titik asal melalui arah mata angin yang berbeda. bukankah menjelmakan masalah-masalah menjadi hal positif adalah hal yang terus dituntut wanita itu kepadaku.. ia terus mengatakan itu, meski dalam diamnya.

ha ha ha... dasar kau wanita yang luar biasa..

"nahkoda, mari kita lanjutkan perjalanan, aku sudah tahu apa yang akan kita lakukan selanjutnya"

nahkoda dan semua kru kapal tersenyum.. :)


//wah akhirnya nulis juga saya. hehehehe :p

9.15.2010