cerita pendek

"papaaaa.."
"papaaaa.."
"iyaa maaa, adaaaa apaaaaa? aduhh pagi-pagi gini udah teriak-teriak aja"
dengan cepat papa pergi ke arah teriakan berasal, demi memenuhi panggilan mama tanpa sempat melipat koran yang sedang dia baca.
"ada apa sih ma?"
"tolong ambilin blender yang ada di atas lemari itu dong pa, mama lagi sibuk nih!"

40 menit kemudian, mama kembali berteriak..
"papaaaa.."
"ihh mama, teriak-teriak mulu daritadi"
dewi, anak pertama dari keluarga pak Rahman yang sedang membersihkan teras dengan Edo adiknya, mulai merasa risih dengan teriakan mamanya.
"papaaaa.."
tanpa menggubris protes anaknya, mama tetap berteriak.
"iyaaa tungguuu sebentaaaar"
papa yang sedang mencuci mobil segera menutup kran air dan menyangkutkan kain lap di atas pagar.
"ada apa ma?"
"tolong isi air panci itu dong pa, mama lagi nyiapin sarapan nih"
tanpa sedikit pun raut muka keberatan, papa mengerjakan permintaan mama.

tak lama kemudian
"papa, kakak, adek, sarapan yuk, ntar keburu dingin nih soto-nya"
tanpa mejawab, mereka langsung berkumpul, karena di hari minggu seperti ini, waktu sarapan biasanya sedikit terlambat, karena sibuk dengan tugas mingguan masing-masing, jika pekerjaan telah selesai, barulah mereka sarapan bersama.

"dek, nanti abis sarapan temenin papa ke bengkel ya"
"loh emang kenapa lagi mobil kita pa?" mama memotong edo yang belum sempat menjawab
"nggak kenapa-kenapa kok, mau perawatan bulanan saja"
"tapi pulangnya beliin adek es krim ya pa?"
"iya tenang.. kamu ini, nurutin papa karena ada mau nya terus"
sambl tertawa papa mencubit hidung edo, diikuti tawa dari Mama dan Dewi, yang dicubit cuma tersipu malu..

siang itu, cuaca lumayan panas, di atas mobil Panther '98, Papa dan Edo pergi menuju bengkel yang tidak begitu jauh dari komplek rumah mereka. seperti biasa, selama perjalanan mereka saling bercerita, lalu di akhir topik pembicaraan, papa selalu memberikan nasehat, agar Edo terbiasa mengambil hal-hal positif dari sebuah peristiwa. pada hari ini, setelah mereka membicarakan tentang para pedagang asongan yang seperi tak kenal lelah menjual dagangannya. papa memulai nasihatnya.
"Semua rejeki itu sudah di atur oleh Allah dek, contonya dulu, walaupun papa lagi tidak ada uang, tapi papa selalu bisa makan. yahh semuanya tinggal bagaimana kita mengusahakannya, karena sesuatu yang berharga tidak datang dengan cuma-cuma dek"
Edo manggut-manggut.
"tapi kenapa mereka seperti itu pa?", sambil menunjuk beberapa pemuda yang masih kokoh duduk dibelakang bekas minuman gelas yang telah diisi beberapa receh dengan ekspresi dibuat-buat.
"mereka terlalu pasrah, tidak bersyukur masih memiliki badan yang bugar dan pikiran yang masih bisa ditempa, mungkin mereka belum siap untuk hal-hal sulit dalam hidup, yah beginilah hidup, tidak akan pernah selalu sama dengan apa yang kita bayangkan, suatu saat mereka akan mulai berpikir kok"
"eh ayo siap turun, kita sudah mau sampai dek"
terkadang edo tidak begitu mengerti apa yang di katakan Ayahnya, tapi begitu ia menjalani peristiwa yang hampir sama dengan apa yang pernah ia dan papa bahas, barulah ia mengerti semua.


Ibu dan Dewi yang tidak ikut, sambil membersihkan perabotan di ruang tamu, mereka juga melakukan beberapa pembicaraan.
"ma.."
"iya kenapa kak?"
"kok mama terus-menerus minta tolong ke papa, padahal menerut Dewi, mama bisa melakukannya sendiri"
mama tidak langsung menjawab, ia tersenyum mendengar pertanyaan itu.
"hmm.. kakak, terkadang kita harus bisa membuat orang-orang yang ada di sekitar kita merasa berharga dengan keberadaannya"
"maksudnya?"
"seperti tadi pagi, mama memang bisa melakukannya sendiri, tapi dengan mama meminta bantuan papa, papa akan merasa dipercaya oleh mama, kadang hal-hal kecil seperti ini mesti kita lakukan. selain memperbaiki hubungan, juga bisa kita manfaatkan untuk memudahkan pekerjakan kita", mama tersenyum, sebelum melanjutkan kalimatnya kembali "asalkan jangan terlalu sering dan kamu mesti melakukannya dengan melihat situasi dan kondisi dahulu".
"loh emang kenapa ma?"
"nanti bisa ketahuan, bisa-bisa papa gak mau lagi"
Dewi tertawa mengangguk-angguk, pertanda kagum atas kepintaran mama-nya.


selesai dari bengkel, papa dan edo langsung pulang, karena tadi di bengkel rame, menjelang sore hari baru selesai. papa juga tidak lupa mengajak Edo mampir ke kedai es krim kesukaannya.

diperjalanan pulang, karena Edo kelihatan sudah lelah menemaninya, papa menghidupkan radio, kebetulan lagu yang lagi di putar adalah the man who can't be moved yang di nyanyikan the script, jadi dia tidak perlu repot-repot lagi memilih channel radio, karena sepertinya lagu ini cocok dengan suasana sore ini.

"pa, adek mau nanya dong"
"wah tumben pake izin segala, kayaknya ada hal penting nih"
"nggak kok pa, adek cuma mau nanya kok tadi pagi papa gak keberatan sama mama yang terus-terusan meminta tolong ke papa, padahal adek yakin mama bisa mengerjakan sendiri"
"hehehe.. kita tidak memerlukan alasan kok untuk berbuat baik dek, selama kita masih sanggup, yah tidak ada salahnya untuk melakukannya. toh orang lain akan senang jika kita ada disaat dia membutuhkan, apalagi untuk orang yang kita sayang, akan sangat menyenangkan jika kita bisa membantunya"
kali ini Edo langsung mengerti apa yang dikatakan papa, alasan kenapa dia selalu berusaha untuk berbuat baik..

perjalanan pulang kali ini lebih banyak dihabiskan dengan menikmati lagu yang diputar di radio.

setibanya dirumah, papa langsung memasukkan mobil ke garasi, mama dan Dewi sedang membersihkan halaman depan, Edo langsung turun dari mobil dan berlari ke arah kakaknya.

"kakaakk, ini adek bawain es krim untuk kakak"
"wah terima kasih, tolong tarok di kulkas dulu ya dek, tangan kakak masih kotor"
Edo mengangguk.

"papaa.. tolong pindahin pot bunga ini kesana dong pa, mama lagi ribet nih"
papa yang baru saja membuka pintu, tanpa menjawab, langsung mengerjakannya.

Dewi dan Edo tersenyum bangga melihat idola mereka masing-masing. dengan penjelasan masing-masing, mama yang pintar membuat orang lain merasa berharga. dan papa yang selalu berusaha untuk berbuat baik terlebih untuk orang yang dicintainya..

1.03.2010

One response to cerita pendek

  1. CIPI says:

    waaw ...

    "Terkadang kita harus bisa membuat orang-orang yang ada di sekitar kita merasa berharga dengan keberadaannya"

    amb paling suko kalimat itu kak. ck ck ah . SUPER bung !